-->

FPB merasa kecewa saat mendatangi DPRD Kabupaten Pasuruan


Pasuruan - Wadah Aliansi Forum Pasuruan Bersatu (FPB) merasa kecewa saat mendatangi DPRD Kabupaten Pasuruan. Hal itu terkait audiensi kasus kopi Kapiten.


Menunggu hingga beberapa jam, gabungan NGO dan elemen masyarakat ini tidak ditemui oleh Panitia Khusus (Pansus) Kopi Khas Kabupaten Pasuruan (selanjutnya disebut Kopi Kapiten) bentukan DPRD Kabupaten Pasuruan.


Koordinator FPB, M. Yusuf S.H., mengaku sangat kecewa pihaknya  tidak ditemui oleh Pansus. Padahal surat permohonan audiensi sudah dilayangkan sebelumnya.


"Ternyata dari Pansus tidak ada balasan, jadi kita kecewa," ungkapnya.


Menurut Habib Yusuf (sapaan akrab M. Yusuf S.H.), kedatangan FPB adalah untuk menyikapi dugaan banyaknya pelanggaran-pelanggaran dalam pelaksanaan pemakaian anggaran kopi kapiten.


"Mohon tuntaskan kasus kopi Kapiten setuntas-tuntasnya hingga ke akarnya," kata Habib Yusuf saat wawancara dengan awak media di depan gedung DPRD Kabupaten Pasuruan, Rabu (3/7/2024) siang.


Pihaknya juga berharap agar DPRD Kabupaten Pasuruan tidak "ompong" dalam penanganan kasus kopi kapiten ini.


"Bongkar siapa aktor intelektualnya," tegas Habib Yusuf.


"Kalau memang tidak ada balasan kita akan demo besar-besaran," lanjutnya.


Sebagai informasi, polemik kopi kapiten sudah berlangsung beberapa bulan dan menjadi sorotan publik karena Pemkab Pasuruan dalam promosinya selama beberapa tahun menelan anggaran hingga Rp 10,3 milyar.


Fakta tersebut terungkap saat rapat Pansus Kopi Kapiten di kantor DPRD Kabupaten Pasuruan pada tanggal 18 Maret 2024 lalu ***

0 Komentar

Lebih baru Lebih lama