PEKANBARU,TRIBUNUS.CO.ID - Insiden yang menimpa salah seorang Wartawan di Kota Pekanbaru, informasinya bukan hanya sampai pada tataran insan Pers saja, melainkan juga menjadi buah bibir dikalangan Aktivis Organisasi Kepemudaan.
Diketahui, bahwa hari rabu kemarin (28/8/2019), seorang Wartawan riausidik.com, atas nama Amponiman Bate’e, menjadi bulan-bulanan dan dikeroyok oleh 5 orang tak dikenal (OTK), yang berperawakan tinggi besar dan salah satu pelakunya memiliki rambut gondrong, datang menghampiri Wartawan tersebut serta dengan seketika memberikan pukulan yang bertubi-tubi kewajahnya.
Tak sampai disitu saja, OTK ataupun Preman yang berjumlah 5 orang itu, juga kembali menggiring Wartawan tersebut ke belakang Gedung DPRD Kota Pekanbaru, yakni persis di tempat parkir sepeda motor dan langsung seketika itu juga kembali memberikan pukulan bertubi-tubi, sambil mengintrogasi Oknum Wartawan tersebut.
Atas kejadian tersebut, membuat semua kalangan menjadi murka dan simpatik kepada Oknum Wartawan itu. Salah satunya adalah dari kalangan Aktivis Organisasi dibawah naungan Presidium Pusat (PP) Gabungan Aksi Mahasiswa Alumni Riau (GAMARI).
Bertempat di Lobby Hotel Pangeran Pekanbaru, Larshen Yunus S.Sos selaku Ketua PP GAMARI mengatakan, bahwa insiden yang menimpa rekan Wartawan itu sangat memalukan dan mencoreng nama baik sistem demokrasi saat ini.
“Menurut analisa kami (PP GAMARI-red), bahwa cikal bakal permasalahan ini bermula dari Tupoksi yang dilakukan Amponiman Bate’e, selaku Wartawan, guna mencari informasi dan konfirmasi berita yang akurat, sehingga tidak menimbulkan fitnah yang begitu kejam. Tetapi justru ditanggapi seperti itu” kesal Yunus, sapaan akrab Ketua PP GAMARI.
Lanjutnya lagi, bahwa pertemuan antara si Wartawan dan Rika, selaku Bendahara Sekretariat DPRD Kota Pekanbaru, sudah diawali dengan janji untuk ketemu, guna membahas terkait temuan si Wartawan atas Anggaran Keuangan Pos Media tahun 2019.
“Bagi saya, apa yang dilakukan Oknum Wartawan itu sudah benar dan sewajarnya. Beliaukan sudah diperlengkapi dengan undang-undang pers maupun undang-undang keterbukaan informasi. Tetapi kenapa justru sampai disana beliau dikeroyok sama Preman ?! ini sangat-sangat memalukan. Kok di Gedung Wakil Rakyat, justru Rakyatnya di Keroyok! Kesal Yunus, sambil menunjukkan beberapa bukti permulaan.
Sampai berita ini dimuat, Larshen Yunus dan kawan-kawan Aktivis PP GAMARI akan terus menelusuri oknum yang menjadi dalang atas insiden tersebut. Baginya, ini sangat merusak tatanan bermasyarakat. Sikap seperti itu sudah tidak pantas dilakukan.
“Iya pak, bagi kami dan mungkin semua orang. Pengeroyokan adalah hukum rimba yang tidak pantas dilakukan, apalagi terjadi di Gedung Wakil Rakyat dan informasinya si Rika Bendahara Setwan beserta Pegawai dan Security yang bertugas di tempat itu, justru kelihatannya diam dan mendukung. Ini tidak bisa dibiarkan ! apalagi Sekwan DPRD Kota Pekanbaru juga belum jelas kedudukannya. Kami menduga, ada peran Oknum Pimpinan DPRD Kota Pekanbaru yang menjadi Biang Keroknya, kejadian ini sudah terstruktur dan masif. Apabila terbukti benar ada Oknum Pimpinan DPRD yang berperan, maka secepatnya kami akan Membuat Laporan Tertulis ke Aparat yang berwajib, bila perlu sampai ke tingkat Pimpinan Partai Politik yang bersangkutan” tegas Yunus, seraya mengakhiri pernyataan persnya. (*)
Admin 081357848782 (0)