Tribunus.co.id, Malang - Menghabiskan masa kecil dengan memungut sampah sisa makanan dan minuman, tak membuat wanita asal Pasuruan ini berhenti meraih cita-cita mulianya.
Meskipun tak menyangka, wanita tersebut kini berhasil mengenakan toga dan lulus dari universitas yang cukup ternama di salah satu kota.
Wistriani berpikir bahwa ia akan mengumpulkan sampah dan botol plastik sepanjang hidupnya seusai ditinggal orang tuanya.
Itu semua berubah ketika Wistriani mengambil kesempatan untuk meraih impiannya melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi melalui hasil penjualan sampah yang ia olah.
Empat tahun setelah ia mendapatkan kesempatan emas itu, Wistriani berhasil mengenakan toga dengan sesama lulusan Universitas Negeri, pada Juni 2017.
Berdasarkan informasi, Wistriani yang saat ini telah berusia 23 tahun tersebut, berkat lulus sarjana, akhirnya mengapai cita-citanya menjadi seorang guru, dengan melalui berbagai rintangan. Salah satunya hidup di tempat perdesaan dengan kondisi cukup miris.
"Saya dibesarkan dari keluarga miskin yang jauh dari kecukupan, setiap harinya saya mencari sampah untuk saya jual guna membiayai kuliah, sebab jika tidak saya lakukan apa yang akan aku makan," kata Wistriani sembari meneteskan air matanya.
Semenjak ditinggal kedua orang tua, Wistriani bertahan hidup dari hasil penjualan sampah, bahkan makanan sisapun ia makan saat tak mampu untuk membeli.
Dari keterbatasan itu, ia mengingat apa yang sudah ditanamkan oleh ayah nya bahwa biarpun miskin pendidikan dan cita-cita harus tetap menjadi prioritas.
Alhasil, pada tahun 2017 setelah ia tamat kuliah langsung mendaftarkan diri untuk menjadi guru, hingga saat ini ia pun mengajar di salah satu SMK yang ada di Singosari.
"Setelah saya tamat kuliah, saat itu saya mendaftar menjadi guru dengan penuh keyakinan, dan Alhamdulillah cita-cita saya mulai kecil tercapai. Kini saya menjadi seorang guru berkat doa orang tua sebelum meninggal," aku Wistriani.
Tidak hanya itu, disisa usianya pun, Ia bertekad akan menggunakan masa hidupnya mengabdi pada bangsa dan negara, sesuai impian yang mendapat tekanan serta dorongan orang tua saat itu.
Namun, wanita yang dulunya sangat miskin, tidur hanya beralaskan karpet tipis tersebut, bahkan untuk menuju ke kuliahnyapun ia hanya membawa uang sebesar 10.000 itu, dipinang oleh pria perwira tinggi TNI.
Tidak hanya itu, Wistriani kini tidak hanya menjadi guru saja, melainkan juga menjadi Dosen di Fakultas Manajemen dan Bisnis. Hasilnya jerih payahnya pun membuat ia bisa membeli rumah di Perum Bedali Lawang.
Dari hasil berbagi cerita tersebut, Wistriani menyampaikan pesannya kepada generasi penerus untuk tidak putus asa meraih impian dalam kondisi apapun.
"Kepada adik-adik generasi penerus, raih impianmu setinggi mungkin. Jangan jadikan kondisi sebagai penghalangmu untuk menjadi orang yang sukses. Tanamkan Allah pada hatimu, sebab ia akan memberikan yang terbaik untuk hambanya yang bertaqwa," pesan Wistriani kepada para pembaca. (An)
Admin 081357848782 (0)