Asops Panglima TNI Mayjen TNI Ganip Warsito meninjau The Combined Arm Live Fire Exercise (Calfex) di the 3rd Army Area Tactical Training Center, Shukotai-Thailand, Jumat (22/2/2019).
Latihan ini merupakan bagian dari Cobra Gold 2019 yang melibatkan 29 negara termasuk Indonesia.
Latihan Cobra Gold 2019 yang diselenggarakan Angkatan Bersenjata Thailand dan Amerika Serikat, merupakan latihan terbesar di kawasan Asia Pasifik.
Latihan ini melibatkan pesertalatihan dan pengamat lebih dari 4.500 personel Angkatan Darat, Laut dan Udara yang berlangsung mulai 12-22 Februari 2019.
Latihan Calfex dibagi dalam tigabtahap. Yaitu tahap pertama pembentukan daerah operasi meliputi penerjunan HALO untuk infiltrasi, sniper dan bantuan tembakan pendahuluan.
Selanjutnya tahap kedua, serangan oleh pasukan depan yang diperkuat kendaraan berlapis baja dan bantuan tembakan udara jarak dekat.
Tahap ketiga bantuan tempur dengan melaksanakan serangan udara untuk perkuatan dan evakuasi korban tempur.
Ratusan alutsista digelar dalam latihan, unjuk kebolehan. Antara lain senapan sniper Sig-Sauer 7,62 mm, pesawat F-16, meriam M198 dan M777, mortir 120 dan 81 mm, tank M41, tank M1A1 Abrams, rantis BTR-80 dan rantis M1126 Stryker, helikopter Blackhawk, Eurocopter EC-725, AS-550 dan sebagainya.
Latihan Cobra Gold kali ini untuk pertama kalinya memainkan materi Operasi Cyber Gabungan untuk mengidentifikasi dan mempertahankan informasi penting dan sistem perang melawan
serangan dunia maya.
Pada Latihan Cobra Gold 2019, TNI mengikutsertakan 51 personel dengan rincian satu perwira pada Senior Leadership Seminar (SLS), 33 perwira pada Staff Exercise (Staffex), dua perwira pada Table Top Exercise Humanitarian Assistant and Disaster Relief (TTX HADR), tujuh peterjun, tiga sniper pada Calfex, dan lima personel pada Engineering Civic Action Program (Encap).
Asops Panglima TNI Mayjen Ganip Warsito disela-sela kegiatan menyampaikan, latihan ini sangat bermanfaat bagi personel TNI yang terlibat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
wawasan internasional guna menunjang pelaksanaan tugas ke depan.
Mayjen Ganip mengatakan, TNI setiap saat harus aktif dalam kegiatan militer yang bernilai strategis dalam kawasan dalam rangka menunjukan eksistensi, melaksanakan diplomasi militer, memperkuat kerja sama dan interoperability dengan militer negara lain.
Lingkungan strategis di kawasan Asia-Pasifik penuh dinamika yang berdampak pada timbulnya
benturan-benturan kepentingan antar negara.
“Dengan keikutsertaan TNI dalam kegiatan berskala Internasional akan berdampak positif bagi kesiapan TNI menghadapi militer di kawasan regional dan mendukung diplomasi Indonesia di forum
internasional,” tambahnya.
Kehadiran Asops Panglima TNI Mayjen TNI Ganip Warsito di Thailand atas undangan Panglima Angkatan Bersenjata Thailand, Jenderal Pornpipaat Benyasri. (Puspen TNI)
Admin 081357848782 (0)