KEDIRI,TRIBUNUS.CO.ID - Pondok Pesantren Salafiy Terpadu Ar Risalah bekerjasama dengan Kodim 0809/Kediri, mengadakan wawasan kebangsaan yang diikuti 305 orang, terdiri dari 180 siswa dan 125 siswi. Wawasan kebangsaan ini diselenggarakan di aula Ar Risalah yang berlokasi tidak jauh dari keberadaan Ponpes Lirboyo. kamis (10/1/2019)
Sebagai nara sumber, Dandim Kediri Letkol Kav Dwi Agung Sutrisno dan Kaajenrem 082, Mayor Caj Sutikno, serta dihadiri pengasuh Ponpes Salafiy Terpadu Ar Risalah Hj. Aina Ainul Mardliyah Anwar, Pasi Ter Kodim Kediri Kapten Inf Warsito, Pasi Pers Kodim Kediri Kapten Caj Ahmad Hariyanto, Danramil Mojoroto Kapten Czi Muklasin, Kepala SMA Ar Risalah Syaifullah dan Kepala SMP Ar Risalah Aris Misbahul Munir.
Danis Yuliananta, pengurus asrama menjelaskan profil singkat Ponpes Salafiy Terpadu Ar Risalah, dari rutinitas puasa hari senin dan kamis, pendidikan berbasis keagamaan hingga kemampuan percakapan bahasa asing, Inggris dan Mandarin.
Masih ditempat yang sama, Hj. Aina Ainul Mardliyah Anwar menyampaikan secara singkat, upayanya untuk menggali potensi SDM anak didiknya, khususnya mereka yang sudah diyatakan lulus. Ia sangat menginginkan anak didiknya bisa menembus seleksi TNI, baik AD, AL maupun AU.
Secara moral, ia meyakinkan, seluruh anak didiknya ini ditempa nilai-nilai agama yang baik dan dipastikan menjadi generasi yang mampu membawa kebanggaan tersendiri bagi Ponpes dimana ia menempuh pendidikan, maupun kedua orang tuanya. Dari sisi prestasi, anak didiknya tidak diragukan lagi dan pernah menoreh catatan emas dalam buku prestasi Ponpes, bukan hanya di tingkat nasional, bahkan menembus tingkat internasional.
Guru-guru yang direkrut, tidak hanya dalam negeri saja, tapi guru-guru dari luar negeri juga ikut mendidik siswa siswi Ponpes Salafiy Terpadu Ar Risalah. Ia mencontohkan, pendidikan bahasa mandarin, langsung didatangkan dari negeri asalnya yaitu China, dan Yuan Giang adalah sosok yang menjadi guru khusus bahasa mandarin.
Sementara itu, wawasan kebangsaan disampaikan Letkol Kav Dwi Agung Sutrisno, diawal, dijelaskan bagaimana Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit pernah eksis, serta mampu menyatukan beberapa daerah menjadi satu kesatuan. Di era modern, lagi-lagi upaya menyatukan nusantara dilakukan, dari gerakan nasional Budi Utomo, hingga dikumandangkannya Sumpah Pemuda, sekaligus babak baru pola pikir pemuda bangsa Indonesia untuk bersatu.
Di akhir wawasan kebangsaan tersebut, Letkol Kav Dwi Agung Sutrisno menjanjikan adanya pembinaan fisik dari Kodim Kediri. Pembinaan fisik ini tidak lain untuk menggembleng fisik siswa siswi Ponpes Salafiy Terpadu Ar Risalah yang berminat masuk seleksi TNI.
Usai wawasan kebangsaan, Mayor Caj Sutikno menjelaskan secara detail, trik khusus bisa menembus seleksi TNI, sekaligus persyaratan atau ketentuannya. Ia yakin, ada calon-calon prajurit TNI dari Ponpes ini, dan keyakinan itu dikuatkan adanya optimism seluruh siswa siswi Ponpes Salafiy Terpadu Ar Risalah.(budi)
Admin 081357848782 (0)