KEDIRI, TRIBUNUS.CO.ID - Kelompok tani (poktan) Ngudi Jaya kembali mengisi pundi-pundi pasokan gabah dan beras level regional, pasca dilakukannya panen raya di Desa Sekoto Kecamatan Badas. Lahan seluas sekitar 6,3 hektar ini diharapkan mampu menembus angka 51,6 ton gabah kering panen (gkp) atau rata-rata dalam per hektarnya mencapai sekitar 8,2 ton, Jumat (23/03/2018).
Panen raya ini juga diikuti Danramil Pare Kapten Inf Sutejo, Camat Badas Syaiful Huda, Mantri Pertanian Badas Kristianti Wulandari, Koordinator PPL Badas Guntoro S. dan Kepala Desa Sekoto Samsul Malik. Selain itu poktan lain di Kecamatan Badas juga turut diundang pada panen raya ini, antara lain poktan Tani Sempulur, Bakti Taruna, Tani Mulyo dan Margo Mulyo.
“Bulan maret ini, awal dari panen di beberapa tempat, khususnya di Kecamatan Badas dan puncaknya bulan april mendatang. Untuk kebutuhan lokal, sudah jelas nilai surplus, karena hasil produksi beras di Kecamatan Badas lebih besar daripada kebutuhan konsumen berdasarkan jumlah penduduk. Tetapi nilai surplus ini bisa digunakan menutup daerah lain di luar wilayah Kediri, karena rata-rata hasil produksi di Kediri lebih banyak dibanding kebutuhan konsumennya, dalam hal ini perbandingan jumlah penduduk,” jelas Kristianti Wulandari.
Menurutnya, lahan pertanian di Kecamatan Badas memang masih didominasi tanaman padi, tetapi itupun tidak terlalu menyolok perbandingannya. Selain tanaman padi, para petani disini cenderung menanam tebu, jagung dan sisanya tanaman holtikultura.
“Kalau kita bandingkan hasil produksi dari tahun ketahun, untuk Desa sekoto pelan tapi pasti mengalami peningkatan, apalagi fungsi lahan didesa ini tidak mengalami perubahan, berbeda di tempat-tempat lain yang mulai berubah fungsi, sehingga secara otomatis hasil gabah dan beras juga berpengaruh,” kata Samsul Malik. (har)
Panen raya ini juga diikuti Danramil Pare Kapten Inf Sutejo, Camat Badas Syaiful Huda, Mantri Pertanian Badas Kristianti Wulandari, Koordinator PPL Badas Guntoro S. dan Kepala Desa Sekoto Samsul Malik. Selain itu poktan lain di Kecamatan Badas juga turut diundang pada panen raya ini, antara lain poktan Tani Sempulur, Bakti Taruna, Tani Mulyo dan Margo Mulyo.
“Bulan maret ini, awal dari panen di beberapa tempat, khususnya di Kecamatan Badas dan puncaknya bulan april mendatang. Untuk kebutuhan lokal, sudah jelas nilai surplus, karena hasil produksi beras di Kecamatan Badas lebih besar daripada kebutuhan konsumen berdasarkan jumlah penduduk. Tetapi nilai surplus ini bisa digunakan menutup daerah lain di luar wilayah Kediri, karena rata-rata hasil produksi di Kediri lebih banyak dibanding kebutuhan konsumennya, dalam hal ini perbandingan jumlah penduduk,” jelas Kristianti Wulandari.
Menurutnya, lahan pertanian di Kecamatan Badas memang masih didominasi tanaman padi, tetapi itupun tidak terlalu menyolok perbandingannya. Selain tanaman padi, para petani disini cenderung menanam tebu, jagung dan sisanya tanaman holtikultura.
“Kalau kita bandingkan hasil produksi dari tahun ketahun, untuk Desa sekoto pelan tapi pasti mengalami peningkatan, apalagi fungsi lahan didesa ini tidak mengalami perubahan, berbeda di tempat-tempat lain yang mulai berubah fungsi, sehingga secara otomatis hasil gabah dan beras juga berpengaruh,” kata Samsul Malik. (har)
Admin 081357848782 (0)