Mojokerto | TRIBUNUS.CO.ID - Menyikapi permasalahan yang terjadi di masyarakat saat ini tentang masuk nya kemarau panjang yang mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan, maka pagi ini Selasa (12/9/17) sekitar pukul 09.30 WIB bertempat di gedung Sabhara Wira Satya Mapolres Mojokerto Jln Gajah Mada No 99 Kec.Mojosari Kab.Mojokerto dilaksanakan Rapat Koordinasi Karhutla dengan tema Bersama Pemerintah Daerah dan Mitra Masyarakat yang dipimpin langsung oleh Kapolres Mojokerto AKBP Leonardus Simarmata S.Sos S.I.K MH.
Hadir Pada kegiatan tersebut di antaranya :
1. Kapolres Mojokerto
2. Sekda Kab. Mojokerto
3. Pasi Ops Dandim 0815 Mojokerto (Perwakilan Dandim 0815 Mojokerto)
4. Wa Danyon 503
5. Satpol PP Kab. Mojokerto
6. BPBD Kab. Mojokerto
7. Perhutani Jombang
8. Tahura R. Soerjo
9. Ka Dispertan Kab. Mojokerto
10. Basarnas
11. Relawan (Macan Putih dan Semar)
12. Pejabat Utama Polres Mojokerto
13. Kapolsek Jajaran Polres Mojokerto
14. Danramil se Kab. Mojokerto
15. Mitra Kamtibmas Polres Mojokerto
Dari Sambutan Kapolres Mojokerto menjelaskan, "Perlu Diketahui Bahwa hampir setiap Hari di wilayah Kab. Mojokerto terjadi Kebakaran Hutan, Hal ini mendorong kita segera melaksanakan rakor terkait penanganan Kebakaran Hutan, saat ini telah ada aplikasi yang dapat mengetahui letak Kebakaran Hutan, dalam penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan perlu kebersamaan yang tergabung dalam Satgas Khusus."
Ditambahkan nya , "Selain hal tersebut yang menjadi tanggung jawab bersama adalah melakukan langkah2 pencegahan terhadap terjadinya kebakaran Lahan, agar tidak berkembang ke lokasi permukiman, yang akan berdampak pada terjadinya gangguan kesehatan pada Masyarakat. Dan Kepada Muspika diharapkan apabila ada kejadian kebakaran hutan harus segera diantisipasi, karena monitoring kebakaran saat ini bisa diketahui melalui satelit". Ungkap Kapolres saat memberi sambutan
Hal mengejutkan dikemukakan oleh Ketua BPBD Kab. Mojokerto (A. Zaini) menyampaikan bahwa, "Karhutlah merupakan kategori Bencana, maka perlu adanya tahapan dalam penanganannya, salahsatunya tahap kesiapsiagaan seperti rakord yang saat ini dilaksanakan, sebelumnya telah dilaksanakan Rakord di Tingkat Propinsi, diketahui bahwa penyebab terjadinya kebakaran yang paling utama adalah adanya ulah manusia (disengaja Dibakar) yang dianggap budaya dengan maksud untuk meningkatkan kualitas Pohon Jati, hal ini mutlak perlu dihentikan dengan cara sosialisasi". (dwa)